Diantara hal yang mutawatir di kalangan syi’ah keyakinan mereka bahwa al-Qur’an yang ada sekarang telah mengalami perubahan dan distorsi serta penyimpangan. Bahkan hal ini merupakan aqidah yang sangat mendasar bagi kaum syi’ah.
Bahkan aqidah mereka ini merupakan aqidah spesial dan istimewa yang hanya diyakini oleh mereka. Banyak kelompok-kelompok sesat seperti Al-Khowarij, Al-Mu’tazilah, Al-Jahmiyah, Al-Qodariyah, Al-Jabriyah, dan lain-lain, akan tetapi seluruh kelompok sesat tersebut meyakini bahwa al-Qur’an masih utuh dan masih otentik terjaga oleh Allah. Tidak ada satu firqoh sesatpun dalam dunia Islam yang berani menyatakan bahwa Al-Qur’an telah berubah kecuali Syi’ah.
Karenanya tatkala Ibnu Hazm berdialog dengan kaum Nashooro dan menjelaskan bahwasanya Allah menjaga Al-Qur’an dari segala bentuk penyimpangan, berbeda dengan kitab taurot dan injil yang berisi penyimpangan, maka sebagian Nashooro berkata kepadanya, “Bukankah sebagian kaum muslimin (yaitu kaum Syi’ah Roofidhoh) menyatakan bahwa Al-Qur’an juga menyimpang, dan telah dirubah oleh para sahabat??”. Maka Ibnu Hazm membantah mereka dengan berkata : “Kaum Roofidhoh bukanlah dari kaum muslimin…!!!” (lihat Al-Fishol fi al-Milal wa al-Ahwaa’ wa an-Nihal 2/213)
Sangatlah jelas dan tidak diragukan lagi bahwa barangsiapa yang meyakini ada satu huruf saja dalam al-Quran telah diselewangkan maka ia telah kafir kepada firman Allah
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (٩)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya” (QS Al-Hijr : 9)
Maka bagaimana lagi dengan kaum yang menyatakan berbagai surat telah menyimpang dalam Al-Qur’an??!!, lantas bagaimana lagi dengan kaum yang meyakini bahwa Al-Qur’an mereka 3 kali lebih tebal daripada Al-Qur’an kita, karena Al-Qur’an kita telah banyak dihilangkan surat-suratnya dan diselewengkan??
Aqidah mereka tentang tidak otentiknya al-Qur’an dibangun di atas keyakinan mereka bahwa Al-Qur’an yang lengkap hanya ada pada para imam. Itulah al-Qur’an yang lengkap dan dijaga oleh Allah. Adapun al-Qur’an yang ada di para sahabat selain para imam, maka telah terjadi perubahan dan pengurangan.
Al-Kulaini berkata dalam kitab Ushuul Al-Kaafi :
باب أنه لم يجمع القرآن كله إلا الأئمةُ وأنهم يعلمون علمه كله
“Bab : Bahwasanya tidak ada yang mengumpulkan Al-Qur’an secara keseluruhan kecuali para imam, dan bahwasanya mereka mengetahui seluruh ilmu Al-Qur’an” (Ushuul Al-Kaafi 1/284)
Lalu Al-Kulaini membawakan riwayat-riwayat yang menunjukkan akan hal ini, diantaranya:
Abu Ja’far ‘alaihis salaam berkata ;
“Tidak seorangpun yang menyatakan telah mengumpulkan Al-Qur’an seluruhnya –sebagaimana diturunkan- kecuali pendusta. Tidak ada yang mengumpulkannya dan menghafalkannya sebagaimana diturunkan kecuali Ali bin Abi Tholib ‘alaihis salaam dan para imam setelahnya” (Ushuul Al-Kaafi 1/284)
Dari landasan ini mereka meyakini bahwa al-Qur’an yang berada pada ahlus sunnah adalah al-Qur’an yang tidak lengkap !!!
Bahkan mereka mengaku bahwa al-Qur’an yang ada pada imam mereka tiga kali lebih tebal daripada al-Qur’an yang ada pada ahlus sunnah !!
Diantara akibat buruk dari keyakinan tidak otentiknya Al-Quran adalah :
Pertama : Mengharuskan timbul keraguan pada setiap ayat yang kita baca dalam al-Qur’an versi ahlus sunnah (umat Islam).
Hal ini dikarenakan tidak ada barometer yang jelas untuk mengetahui dan membedakan antara ayat yang sudah berubah dengan ayat yang masih asli.
Hal ini diakui oleh ulama Syi’ah sendiri. Berkata Muhammad bin Murtadlaa Al-Kaasyi – seseorang yang dianggap ‘alim dan ahli hadits dari kalangan Syi’ah – :
لم يبق لنا اعتماد على شيء من القرآن. إذ على هذا يحتمل كل آية منه أن يكون محرفاً ومغيراً ويكون على خلاف ما أنزل الله فلم يبق لنا في القرآن حجة أصلا فتنتفي فائدته وفائدة الأمر باتباعه والوصية بالتمسك به
“Tidaklah tersisa bagi kami untuk berpegang suatu ayat dari Al-Qur’an. Hal ini disebabkan setiap ayat telah terjadi pengubahan sehingga berlawanan dengan yang diturunkan Allah. Dan tidaklah tersisa dari Al-Qur’an satu ayatpun sebagai hujjah. Maka tidak ada lagi faedahnya, dan faedah untuk menyuruh dan berwasiat untuk mengikuti dan berpegang dengannya ….” [Tafsir Ash-Shaafiy 1/33]
Kedua : Meragukan setiap ayat dalam al-Qur’an merupakan puncak kekufuran. Karena al-Qur’an tidak akan bisa dijadikan sumber hukum untuk mengharamkan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah dalam al-Qur’an !!.
– Jika kita menyatakan bahwa kaum Nasrani dan Yahudi dikafirkan oleh Allah dalam Al-Qur’an, maka kaum Liberal akan mudah membantah dengan berkata, “Mungkin saja ayat-ayat yang menunjukkan pengkafiran Ahlul Kitab termasuk ayat-ayat yang mengalami perubahan dan distorsi”??
– Jika kita menyatakan jilbab itu wajib, maka para wanita yang enggan memakai jilbab akan dengan mudah menjawab, “Ayat tentang jilbab mungkin telah mengalami perubahan…”
– Dan seterusnya…
Ketiga : Hilanglah sumber hukum Islam yang utama yaitu Al-Qur’an, karena berdasarkan aqidah Syi’ah, penyimpangan al-Qur’an dan kekurangan Al-Qur’an selamanya tidak akan ketahuan dan tidak akan bisa diperbaiki kecuali jika diadakan perbandingan dengan Al-Qur’an versi ahlus sunnah dengan al-Qur’an yang lengkap versi Syi’ah.
Yang jadi permasalahan bahwasanya al-Qur’an versi Syi’ah tersebut pada hakekatnya tidak pernah ada di alam nyata!!!. Syi’ah meyakini bahwa al-Qur’an tersebut berada bersama para imam, dan para imam mereka seluruhnya sudah meninggal, hanya tersisa Imam Mahdi yang sedang bersembunyi dan hanya muncul dan keluar dari persembunyiannya menjelang hari kiamat.
Jika perkaranya demikian maka Al-Qur’an yang kita baca selamanya tidak akan bisa menjadi sumber hukum yang otentik dan terjamin kevalidannya !!!
Keempat : Berdasarkan keyakinan kaum Syi’ah tentang Al-Qur’an maka hilanglah kesucian al-Qur’an, dari berbagai sisi, diantaranya :
– Al-Qur’an ternyata bisa mengalami perubahan dan campur tangan manusia. Al-Qur’an bukanlah lagi kitab suci, tapi kitab yang tercampur dengan tangan-tangan manusia
– Akan terdapat banyak kontradiksi dalam Al-Qur’an karena adanya perubahan dan distorsi. Maka apa fungsi firman Allah
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS An-Nisaa’ : 82)
Jika al-Qur’an terkena campur tangan manusia maka akan banyak didapatkan kontradiksi sebagaimana banyaknya kontradiksi yang ditemukan pada kitab suci kaum Kristen !!!
– Hilang fungsi dari firman Allah
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlahsatu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (QS Al-Baqoroh : 23)
Ayat di atas tidak ada fungsinya lagi karena kebenaran dan keotentikan al-Qur’an telah diliputi dengan keraguan !!!.
– Al-Qur’an tidak bisa lagi menjadi tempat kembali jika terjadi perselisihan
Padahal Allah berfirman :
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
“Jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian” (QS An- Nisaa : 59)
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah.” (QS Asy-Syuroo : 10)
Kedua ayat ini tidak mungkin diterapkan pada al-Qur’an versi Ahlus Sunnah yang mengalami perubahan dan kekurangan. Kedua ayat ini menurut aqidah Syi’ah hanya bisa diterapkan pada Al-Qur’an milik syi’ah yang tiga kali lebih tebal dan terjaga oleh Allah. Jika perkaranya demikian maka kapan baru bisa diterapkan??, harus menunggu menjelang hari kiamat tatkala sang Imam Mahdi Syi’ah keluar??!!.
Yang menarik dari pernyataan kaum syi’ah tentang al-Qur’an mereka adalah riwayat dari Abu Abdillah (sebagaimana disebutkan oleh Al-Kulaini dalam Ushuul Al-Kaafi)
Lalu Abu Abdillah terdiam sebentar kemudian berkata : “Dan sesungguhnya di sisi kami ada sebuah mushaf Fathimah ‘alaihas salaam. Tahukah mereka apa itu “Mushaf Fathimah”?. Aku (Abu Muhammad) berkata : “Apa itu Mushaf Fathimah?”. Abu Abdillah berkata : “Sebuah mushaf yang padanya ada seperti al-Qur’an kalian tiga kali lipat, demi Allah tidak ada pada mushaf Fathimah satu hurufpun dari al-Qur’an kalian…” (Ushuul Al-Kaafi 1/295)
Perhatikan…, tidak ada satu hurufpun dalam Al-Qur’an versi syi’ah berasal dari al-Qur’an versi Ahlus Sunnah. Dan tentunya akal sehat mengetahui bahwasanya al-Qur’an versi Ahlus Sunnah dengan bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf hijaiyah dari huruf alif hingga huruf yaa’. Tidak ada satu huruf yang lain dalam bahasa Arab selain huruf alif hingga yaa’. Jika perkaranya demikian, maka sesungguhnya al-Qur’an versi Syi’ah (Mushaf Fathimah) tidak tersusun dari huruf-huruf hijaiyyah !!!. Maka… jangan-jangan Mushaf mereka tersusun dengan bahasa Yahudi ??!!! atau dengan bahasa Iran !!!. Toh bukankah imam Mahdi mereka yang sedang membawa (baca : menyembunyikan) Mushaf Fathimah paham seluruh bahasa di alam semesta ini !!??